Minggu, 02 Februari 2014



PENINJAUAN OBJEK WISATA DAN PENINGGALAN SEJARAH DI PANGANDARAN
LAPORAN PENELITIAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Tengah Semester ( UTS )
DI SUSUN OLEH :
v NURUL NIMAH  ALIAH
v MEGA RISNAWATI
v ARI ARIANTI
v ADE SARIPUDIN


SMK PGRI CIKONENG TAHUN 2014
Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah kami dapat menyelesaikan sebuah karya tulis atau makalah yang di ajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian tengah semester (UTS).

Program study tour ini dilaksanakan pada tanggal 22-23 januari 2014. Yang di ikuti oleh siswa-siswi kelas XI SMK PGRI Cikoneng.

Kami berharap dengan adanya karya tulis ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan umumnya bagi pembaca khususnya bagi kami, kami menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini belum sempurna maka dari itu kami mohon maaf yang sebesar- besarnya.

Akhir kata kami mengucapkkan banyak terimakasih kepada semua pihak  yang berkenan untuk menyelengarakan program study tour dan terutama kepada bapak pembimbing yang telah membantu tersusunnya sebuah karya tulis ini.

Wassalamualaikum Wr. Wb.







Cikoneng, 2 Februari 2014





Penyusun



i
BAB I PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Daerah Pangandaran merupakan daerah yang sangat penting juga terkenal di seluruh Indonesia maupun mancanegara karna banyak tempat wisata dan sejarahnya.

Dibuktikan karna adanya pemandangan laut yang indah kemudian sejarah yang ada di Pangandaran tersebut . Sebagai siswa-siswi kami menyadari bahwa betapa pentingnya kami dapat mengetahui tentang sejarah dan begitu juga kami dapat menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan negara kami dengan di adakannya program study tour ini.

B.   Tujuan dan maksud Pembuatan Karya Tulis

Dengan program study tour ini kami dapat menyasikan langsung tentang sejarah dari kawasan pananjung pangandran yaitu sebagai objek penelitian yang kami tuju. Adapun tujuan dan maksud dari pembuatan karya tulis ini adalah sebagai berikut:

1.      Menambah wawasan bagi siswa siswi SMK PGRI Cikoneng khususnya kami selaku peserta program study tour ini.
2.      Menambah rasa bangga kami terhadap kekayaan sejarah yang ada di indonesa terutama objek penelitian kami yaitu pananjung pangandaran.
3.      Mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.   

C.   Metode Pengumpulan Data

Metode yang kami gunakan yaitu hasil penelitian langsung pada objek  observasi dengan adanya program study tour, begitu juga dengan bantuan pemandu wisata sejarah yang ada di tempat penelitian, (study literatur) yaitu mengumpulkan data dari informasi terpercaya.








1
BAB II JADWAL KEGIATAN


A.  PELAKSANAAN PENELITIAN

Kegiatan penelitian di laksanakan pada tanggal 23 januari 2014. Yang di ikuti oleh siswa siswi SMK PGRI CIKONENG ANGKATAN 2012-2013.
Kawasan yang pertama kali kami kujungi adalah Cagar Alam kemudian kami melihat semua situs-situs atau tempat bersejarah lainnya seperti :

Ø  Gua Jepang
Ø  Gua parat/keramat
Ø  Gua lanang
Ø  Gua panggung
Ø  Gua miring
Ø  Situs batu kalde

Dengan senang hati kami mengunjungi tempat bersejarah tersebut, begitu luar biasanya kami dapat bersama-sama mengunjungi tempat yang banyak sejarah tersebut.

B.   PEMAPARAN TEMPAT SEJARAH/ URAIAN HASIL PENELITIAN

Belum lengkap rasanya jika mengunjungi objek wisata Pantai Pangandaran bila tidak menginjakkan kaki di Taman Wisata Alam (TWA) Pangandaran. Objek wisata ini merupakan satu-satunya objek wisata hutan yang ada di Pangandaran, Kabupaten Ciamis. Keadaan topografi sebagian besar landai dan di beberapa tempat terdapat tonjolan bukit kapur yang terjal.
TWA Pangandaran memiliki kekayaan sumber daya hayati berupa flora dan fauna serta keindahan alam. Hutan sekunder yang berumur 50-60 tahun dengan jenis dominan antara lain laban, kisegel, merong , dan sebagainya. Juga terdapat beberapa jenis pohon peninggalan hutan primer seperti pohpohan kondang, dan benda . Hutan pantai hanya terdapat di bagian timur dan barat kawasan, ditumbuhi pohon formasi Barringtonia, seperti butun, ketapang.Dengan berbagai ragam flora, kawasan TWA Pangandaran merupakan habitat yang cocok bagi kehidupan satwa-satwa liar, antara lain tando, monyet ekor panjang , lutung , kalong , banteng, rusa, dan landak. Sedangkan jenis burung antara lain burung cangehgar, tlungtumpuk, cipeuw , dan jogjog. Jenis reptilia adalah biawak , tokek, dan beberapa jenis ular, antara lain ular pucuk.

2
Banyaknya flora dan fauna yang berkembang biak di sana merupakan daya tarik tersendiri. Tidak heran jika TWA Pangadaran tidak pernah sepi dari kunjungan para wisatawan. Selain itu, TWA ini mempunyai berbagai daya tarik lainnya, seperti Batu Kalde, salah satu peninggalan sejarah zaman Hindu. Selain itu, banyak terdapat gua alam dan gua buatan seperti Gua Panggung, Gua Parat, Gua Lanang, Gua Sumur Mudal, dan gua-gua peninggalan Jepang.
Daya tarik lainnya yang berada di TWA, baik yang berada di kawasan cagar alam darat maupun cagar alam laut, adalah Batu Layar, Cirengganis, Pantai Pasirputih di kawasan cagar alam laut. Lalu, padang pengembalaan Cikamal, yang merupakan areal padang rumput dan semak seluas 20 ha sebagai habitat banteng dan rusa. Air terjun yang berada di kawasan cagar alam bagian selatan, dapat ditempuh dengan jalan kaki selama 2 jam melalui jalan setapak.
  Sejarah kawasan pananjung pangandaran
Pada tahun 1922, seorang Belanda bernama Eyken membeli tanah pertanian di pananjung Pangandaran, kemudian memindahkan penduduk yang tinggal di daerah yang sekarang menjadi taman wisata alam. Selanjutnya daerah tersebut dikelola sebagai daerah perburuan pada tahun 1931.
Pada tahun 1934, daerah tersebut diresmikan menjadi sebuah wildreservaat dengan keputusan Statblad 1934 nomor 663. Tetapi dengan ditemukannya jenis-jenis tumbuhan penting, termasuk Raflesia patma pada tahun 1961, membuat statusnya diubah menjadi cagar alam, dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.34KMP/tahun 1961.
Akhirnya pada 1978, karena adanya potensi yang dapat mendukung pengembangan pariwisata alam, sebagian wilayah cagar alam yang berbatasan dengan areal permukiman statusnya diubah menjadi taman wisata alam.
Tahun 1990 dikukuhkan pula kawasan perairan di sekitar cagar alam laut (470 ha), sehingga luas kawasan perairan di sekitar Pangandaran seluruhnya menjadi 1.500 ha. Perkembangan selanjutnya berdasarkan SK Menteri Kehutanan No.104/kpts-II/1993, pengusahaan TWA Pangandaran diserahkan kepada Perum Perhutani dan diserahkan fisik pengelolaannya pada 1 November 1999.TWA Pangandaran mempunyai banyak legenda, seperti legenda Gua Parat. Gua ini dulu tempat bertapa dan bersemedi beberapa pangeran dari Mesir, yaitu Pangeran Kesepuluh (Syekh Ahmad), Pangeran Kanoman (Syekh Muhammad), Pangeran Maja Agung, dan Pangeran Raja Sumenda. Di dalam gua ini terdapat dua kuburan sebagai tanda bahwa di tempat inilah Syekh Ahmad dan Muhamad menghilang (tilem).


3
Kawasan Konservasi Sumber Daya Alam Pangandaran semula merupakan tempat perladangan penduduk. Tahun 1922, ketika Y. Eycken menjabat Residen Priangan, diusulkan menjadi Taman Buru. Pada waktu itu dilepaskan seekor Banteng, 3 ekor Sapi Betina dan beberapa ekor rusa. Karena memiliki keanekaragam satwa yang unik dan khas serta perlu dijaga habitat dan kelangsungan hidupnya maka pada tahun 1934, status kawasan tersebut diubah menjadi Suaka Margasatwa dengan luas 530 ha.
Tahun 1961, setelah ditemukan bunga Raflesia Fatma yang langka, statusnya diubah lagi menjadi Cagar Alam. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi, maka pada tahun 1978, sebagian kawasan tersebut (37,70 ha) dijadikan Taman Wisata. Pada tahun 1990 dikukuhkan kawasan perairan di sekitarnya sebagai Cagar Alam Laut (470 ha), sehingga luas seluruhnya menjadi 1.000 ha.
Berikut situs atau gua-gua yang telah kami kunjungi selama berada di cagar alam :
a.     Gua jepang
Gua Jepang di Kawasan Cagar Alam Pangandaran di buat Periode (1941-1945), saat itu Balatentara Dai Nippon menduduki seluruh pulau Jawa dan Madura, pembangunan Gua jepang ini di lakukan oleh para pekerja paksa (Romusa) selama ± 1 tahun, dan sampai sekarang gua jepang di kawasan Cagar Alam Pangandaran belum pernah di renovasi, jadi masih nampak keasliannya.
Gua jepang yang berada di kawasan Cagar Alam Pangandaran, terbuat dari tembok beton yang sengaja di timbun tanah sebagai benteng pertahanan tentara Dai Nippon (Jepang), dengan lubang-lubang pengintai menghadap ke arah laut, hal itu di maksudkan untuk mengawasi pendaratan dari pihak sekutu Belanda.Ada 3 gua jepang di kawasan Cagar Alam Pangandaran, salah satunya memiliki kedalaman 10 meter dengan lubang -lubang pengintai sekitar 1 meter.
Sebagai Informasi sampai sekarang, setiap tanggal 17 agustus selalu di adakan upacara khusus yang dilakukan oleh warga Jepang yang tinggal di sekitar Pangandaran, upacara tersebut biasanya berupa ritual-ritual khusus sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur orang jepang.
b. Gua Panggung
Menurut cerita, yang berdiam digua ini adalah Embah Jaga Lautan atau disebut pula Kiai Pancing Benar. Beliau merupakan anak angkat dari Nyi Loro Kidul dan ibunya menugaskan untuk menjaga lautan di daerah Jabar dan menjaga pantai Indonesia pada umumnya. Oleh karena itu, beliau disebut Embah Jaga Lautan.
Sebenarnya Embah Jaga Lautan ini berasal dari Mesir yang ditugaskan untuk menyebarkan agama Islam. Beliau mempunyai isteri 7 orang yang setiap malam beliau bergiliran menengok salah satu ketujuh isterinya. Ketujuh isterinya itu selalu bertengkar satu sama lain. Pada satu hari isterinya yang ketujuh tidak sempat ditengok karena beliau pergi memancing.

4
Pancing yang digunakann tidak berbentuk melingkar  akan tetapi lurus dan ikan yang didapatnya disebut ikan Topel karena ikan tersebut menempel pada pancingnya. Setelah beliau mempunyai ikan Tapel tersebut ketujuh isterinya kemudian rukun bersama, maka oleh karena itu beliau disebut juga Kiai Pancing Benar dan sampai sekarang masih banyak orang yang menangkap ikan tersebut karena masih percaya akan khasiatnya.
Disebut Panggung karena didalam gua ini terdapat tempat seperti panggung yang dipakai untuk sembahyang para wali atau orang-orang yang akan naik haji ke Mekkah.


c. Gua Lanang
Gua ini dulunya merupakan keraton pertama Kerajaan Galuh. Sedangkan keraton yang kedua terdapat di Karang Kamulyan Ciamis. Raja Galuh adalah laki-laki (lanang) yang sedang berkelana.Gua Lanang terletak  didalam kawasan cagar alam pananjung Pangandaran dengan koordinat 7°42,442'S 108°39,508'E, dimana menurut legenda dulunya Gua Lanang merupakan keraton Kerajaan Pananjung dengan Rajanya bernama Prabu Anggalarang dan Permaesurinya Dewi Siti Samboja yang dikenal dengan nama Dewi Rengganis dengan dibantu oleh Patih Aria KIdang Pananjung.
Raden Anggalarang adalah putra Prabu Haur Kuning seorang raja kerajaan Galuh Pangauban yang berpusat di Putrapinggang kemudian mendirikan kerajaan Pananjung atas kemauannya sendiri, walaupun ayahnya telah memperingatkan dengan alasan tidak akan berjaya karena rawan gangguan dari para Bajo ( bajak laut ), Raden Anggalarang tetap pada pendiriannya karena daerah Pananjung merupakan tempat yang cocok bagi dirinya untuk mendirikan pusat pemerintahan.

Prabu Anggalarang adalah seorang laki - laki yang gagah dan sakti sehingga dijuluki " Sang Lanang " dan gua ini merupakan tempat tinggalnya maka disebut " Gua Lanang”.

d. Batu Kalde atau Sapi Gumarang
Di tempat ini, menurut cerita, tinggal seorang sakti yang dapat menjelma menjadi seekor sapi yang gagah berani dan sakti. Sapi Gumaran merupakan seorang nakhoda kapal. Hal tersebut dapat menjadi bukti bahwa cagar alam dahulu merupakan peradaban manusia atau penduduk.
Menurut cerita legenda masyarakat setempat. Konon arca sapi itu merupakan penjelmaan Raden Arya Sapi Gumarang, salah seorang menteri pertanian Kerajaan Pananjung. Yang mana semasa menjabat  Raden Arya Sapi Gumarang memiliki reputasi yang baik dan berhasil memenuhi seluruh kebutuhan rakyat Penanjung melalui sistem logistik yang ia jalankan dengan maksimal. Berkat jasa-jasanya Raden Arya Sapi Gumarang mendapat penghargaan dari raja.

5
Setelah Raden Arya Sapi Gumarang meninggal penduduk setempat mengenang beliau dengan memahat batu kuburnya yang menyerupai sapi jantan. Di kalangan penduduk setempat, arca sapi itu dikenal dengan nama Kalde (bahasa Sunda) dan dalam bahasa Indonesia yang berarti keledai. Sampai saat ini oleh masyarakat setempat, situs Batu Kalde dianggap sebagai tempat yang sakral dan memiliki nilai histori sejarah cerita mengenai Kerajaan Pananjung.
Pada saat penulis mengunjungi situs Batu Kalde, suasana di sana terasa sangat tenang dan khimat. Penulis bisa merasakan aura magis yang terpancar dari bebatuan yang ada di lokasi tersebut, yang dapat menghantarkan kita merasakan suasana pada masa lalu, seperti apa yang penulis dapatkan informasi dari sebuah keterangan dari salah seorang pemandu lokasi Taman Cagar Alam Pananjung Pangandaran.
Dekat lokasi situs Batu Kalde penulis  menemukan 5 buah makam kuno yang berada di sekitar area yang memilki luas 75 x 15 meter tersebut. Makam-makam tersebut diperkirakan makam para pembesar Kerajaan Pananjung.
e. Gua Parat/ keramat
Beberapa meter memasuki Gua Keramat, pengunjung harus agak merunduk karena lorong yang bisa dilintasi sangat pendek. Setelah bisa berdiri dengan tegak, pengunjung akan disuguhi pemandangan yang menakjubkan. Pertama bisa melihat batu ukuran besar yang bentuknya menyerupai hewan unta. Tidak jauh dari situ, ada batu yang memancarkan kilau-kilau bulir air. Batu yang disebut batu kristal itu, seolah basah namun saat dipegang ternyata kering.
Lebih kedalam perut Gua Keramat, bisa ditemui batu kelamin. Di sana ada dua batu, yang satu menyerupai alat kelamin pria, satu laginya mirip alat kelamin wanita. Ada kepercayaan yang tumbuh di sana, jika tidak ingin kehilangan pasangan, maka seorang lelaki harus memegang batu yang mirip alat kelamin wanita. Sebaliknya, yang wanita memeluk batu alat kelamin pria.
Karena keunikan-keunikan berbagai batu, Gua Keramat pernah dijadikan lokasi pengambilan gambar film horor "Mak Lampir", dan "Marina Putri Duyung". Tokoh "Mak Lampir" pun memanfaatkan keberadaan salah satu batu di dalam gua tersebut, sebagai alat kekuatannya. Batu yang dimaksud, yakni batu cikaracak. Diceritakan, pada batu cikaracak, "Mak Lampir" bisa becermin atau ingin mengetahui lokasi lawannya.
Batu cikaracak di bagian atasnya membentuk cekungan. Cekungan tersebut akibat terkena tetesan air dari atasnya yang terus menerus. Setelah membentuk cekungan, air yang menetes pun dapat tertampung. Tidak pernah kering walaupun di musim kemarau.
Dalam Gua Keramat, pengunjung bisa bermain-main dengan empat ekor landak yang sudah jinak. Menurut Suparmin, semula jumlah landak tersebut hanya sepasang, pemberian seorang turis dari Afrika. Pasangan landak tersebut diberi nama Johni untuk yang jantan, sedangkan yang betina diberi nama Lince. Pasangan landak itu kini sudah melahirkan dua anak. Anak pertama sudah memiliki nama, yakni Udin. Sedangkan satunya lagi belum punya nama. Selama ini, landak-landak tersebut mendapat makanan kacang dari para pengunjung gua.


6
Tepat di atas tempat kediaman landak, banyak bergelantungan kelelawar. Sayang di area sekitar itu, ada bekas galian untuk keperluan shoting film. Galian di sana kurang membuat nyaman bagi pengunjung Gua Keramat.
Hampir mendekati ujung gua, jangan lewatkan juga untuk melihat batu berbentuk paha ayam. Pengunjung juga bisa bermain-main dengan batu kendang dan batu goong. Sangat menyenangkan saat memukul kedua batu tersebut. Batu kendang saat dipukul mengeluarkan bunyi seperti kendang, demiking juga batu goong ketika dipukul terdengar bunyi goong.
Gua Keramat berujung di tepi Pantai Timur Pangandaran. Di akhir gua tersebut masih banyak ditemukan bebatuan yang unik. Ada batu yang terbentuk menyambung dari atas dan bawah. Para pengunjung pun bisa berpose dengan latar belakang batu yang mirip seekor gajah betina dan anaknya.
f. Gua miring
Keluar dari Gua Keramat, pengunjung Taman Cagar Alam Pangandaran bisa menjajal Gua Miring. Di awal masuk Gua Miring jalannya tidak lebar hanya rongganya cukup tinggi. Tidak jauh beda dengan Gua Keramat, Gua Miring juga dipenuhi batu-batu unik.
Ada batu yang berbentuk mirip pocong. Di hadapan batu pocong tersebut ada batu mirip seorang ibu menggendong anaknya. Cerita yang berkembang di masyarakat setempat, ibu yang menggendong bayinya itu ingan memperoleh kekayaan dengan cepat. Hanya, caranya yang salah karena harus mengorbankan anaknya ke pocong tersebut.
Usai melintasi batu pocong, bisa dilihat juga tumpukan batu yang mirip membentuk tulang punggung manusia. Lantas mengapa gua ini disebut Gua Miring? Ternyata saat pengunjung hendak keluar di ujung gua, harus melintasi lorong yang sempit dan memiringkan badan. Jalan keluar dari gua tertutup tumpukan batu, sementara dinding gua miring.











7
BAB III PENUTUP
A.  Kesimpulan
Diadakannya karya wisata ini kami harap semua siswa siswi dapa mengkuti, menyimak dan menambah rasa cinta terhadap tanah air kita tercinta. Adapun beberapa kesimpulan dari kegiatan ini antara lain :
a.       Dapat menambah rasa cinta terhadap indonesia tercinta.
b.      Menambah wawasan yang lebih luas lagi, khususnya bagi kami dan umumnya bagi siswa siswi lainnya ataupun bagi pembacanya.
B.   Saran
Semoga buku ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi para pembaca semua, baik itu para siswa siswi atau pembaca lainnya. Alangkah baiknya jika sarana dan prasarana lebih mendukung untuk kedepannya sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi para siswa siswi yang melaksanakan program study tour di masa yang akan datang.


























8
Lampiran-lampiran

a.    Gua jepang jebakan     b. Gua jepang asli

c.Situs batu kalde         d. Patilasan penasihat kerajaan
 
e. Legenda gua panggung          f. Gua parat/keramat
                        


9
g. Belakang gua parat/ keramat
h. Depan gua parat/ keramat
10
i.       Landak yang ada di dalam gua parat
http://sphotos-c.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-prn1/523672_3637117974699_2057827161_n.jpg
j.       Batu yang berlubang karena cucuran air dari stalagtit di dalam gua parat
https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRlWHEnVomaWRLGDE7Sn2xmgljunNEZo9cJalbEjY801N906bqn

11
k.    Batu stalagmit yang menyerupai unta di dalam gua parat
https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSMUifJlo3qsptcu0TwsX2DvCTrn2_TRvX10354ZpPR_kchH1VeOw
l.       Batu stalagtit yang menyerupai kuntilanak dan pocong
http://kitadankota.files.wordpress.com/2013/08/img00580-20130804-1342.jpg
m.  Batu yang menyerupai paha ayam di dalam gua parat
https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQg-ik8wKXdnw3p6EcHG4ttk14lR4Tdc5LStRm4381s0asYCB7vkw


12
Daftar isi

Kata pengantar    .........................................................................   i
Lembar pengesahan .....................................................................     ii
Daftar isi ......................................................................................    iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................    1
A.   Latar belakang ....................................................................    1
B.   Maksud dan tujuan .............................................................    1
C.   Metode penelitian ...............................................................    1
BAB II JADWAL KEGIATAN ...................................................    2
A.   Pelaksanaan penelitian ........................................................   2
B.   Pemaparan tempat sejarah .................................................    2
BAB II PENUTUP ........................................................................   8
A.   Kesimpulan          ........................................................................   8
B.   Saran .................................................................................    8
C.   Lampiran ............................................................................    9







iii